KH. Hasyim Asy’ari memiliki peran yang krusial pada perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia. Beliau mengeluarkan fatwa untuk seluruh umat Islam pada saat itu agar tidak berkerja sama dengan Belanda. Pada kala itu, Belanda sedang ditempa ketakutan akan kedatangan Jepang ke Hindia-Belanda. Sehingga, Belanda mulai untuk merekrut umat Islam menjadi tentara Belanda. Oleh karena fatwa Beliau, umat muslim tidak di Hindia-Belanda tidak menyerahkan diri mereka untuk menjadi tentara Belanda.

 

Foto KH. Hasyim Asy'ari - nu.or.id
Foto KH. Hasyim Asy’ari – Ulama pendiri Nahdlatul Ulama

Kisah Singkat KH. Hasyim Asy’ari

KH. Hasyim Asy’ari namanya harum karena banyak orang mengenalnya. Ia adalah Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari yang merupakan seorang ulama besar. Beliau juga mendapatkan gelar sebagai pahlawan nasional karena perjuangannya dalam kemerdekaan Indonesia. Ia juga merupakan pendiri dari Nahdhatul Ulama, organisasi umat islam yang telah tersebar di seluruh penjuru negeri.

Hasyim Asy’ari lahir di lingkungan pesantren. Oleh karena itu, tidak heran jika dia tumbuh menjadi seorang Ulama besar yang seluruh kehidupannya tidak bisa dilepaskan dari pesantren. Hal ini juga yang memengaruhi karakter KH.Hasyim Asy’ari yang sederhana dan memiliki pemikiran-pemikiran agama yang tinggi. Dengan demikian, jelaslah bahwa kehidupan masa kecilnya di lingkungan pesantren berperan besar dalam pembentukan wataknya yang haus ilmu pengetahuan dan kepeduliannya pada pelaksanaan ajaran-ajaran agama dengan baik.

 

Menghentikan Kekuasaan Belanda di Indonesia

Kemerdekaan di suatu negara tidak akan ada jika rakyatnya tidak memiliki semangat perjuangan yang tinggi. Salah satu bukti adanya kemerdekaan yaitu adanya pahlawan-pahlawan yang memiliki pembelaan besar terhadap negaranya. Seperti KH. Hasyim Asy’ari, ia merupakan seorang ulama yang memiliki semangat juang dan tanggung jawab yang tinggi dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Tak hanya harta, bahkan nyawanya pun berani ia korbankan demi kemerdekaan. Menurutnya, kemerdekaan merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sosial.

Pemerintah Belanda mengalami ketakutan yang cukup besar ketika mengetahui bahwa Jepang akan datang menyerang Hindia-Belanda. Oleh karena itu, pemerintah Belanda melakukan berbagai cara untuk mencegah rencana Jepang yang akan menyerangnya. salah satu rencananya yaitu pemerintah Belanda meminta rakyat pribumi untuk dijadikan sebagai tentara Belanda. Ketika rencana tersebut terdengar oleh Kh Hasyim Asy’ari, maka ia langsung mengeluarkan fatwanya dan melarang umat islam untuk menjadi tentara Belanda dan bekerja sama dengan mereka dalam bentuk apapun.

Menurut pandangan KH. Hasyim Asy’ari, umat islam wajib mempertahankan NKRI dari segala hal yang mengancamnya, bukan semata-mata atas nama nasionalisme, namun untuk kehidupan umat Islam yang berdiam di negara tersebut.

 

Keberlangsungan Perjuangan di SDIT Al-Furqon

Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari tentang pertahanan NKRI dan tanggung jawab umat Islam dalam menjaga kedaulatan negara serta mewujudkan nilai-nilai agama, memiliki kesamaan dengan pendekatan pendidikan di SDIT Al-Furqon. SDIT Al-Furqon tidak hanya menjadikan ilmu pengetahuan sebagai fokus utama tetapi juga menekankan pentingnya karakter, keberanian dan semangat berkontribusi bagi kebaikan bersama.

Jejak perjuangan yang diukir oleh KH. Hasyim Asy’ari dalam membentuk identitas bangsa, tercermin dalam peran SDIT Al-Furqon dalam membentuk pribadi-pribadi muda yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual, tetapi juga keteguhan jiwa dalam menghayati nilai-nilai Islam. Sebagai salah satu pelopor pendidikan SDIT di Jakarta, SDIT Al-Furqon berada di barisan depan, bertekad untuk menanamkan semangat perjuangan dan ajaran agama pada generasi muda. Hal ini menghasilkan individu-individu yang tak hanya cerdas, tetapi juga memiliki kesadaran moral dan rasa cinta terhadap tanah air.

SDIT Al-Furqon
Sekolah Unggul, Berwawasan Global, Berkarakter Qurani