Meskipun tidak memiliki peran langsung pada perjuangan kemerdekaan, organisasi yang ditinggalkannya banyak memiliki peran aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan di Indonesia. Organisasi yang ditinggalkan oleh KH. Ahmad Dahlan adalah Muhammadiyah. Hal tersebut membuat KH. Ahmad Dahlan sebagai salah satu pelopor penyebaran ajaran Islam yang murni di tanah air.
Biografi Singkat KH. Ahmad Dahlan
Masyarakat Indonesia mengenal KH. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Organisasi Muhammadiyah, salah satu organisasi islam terbesar di Indonesia hingga saat ini. Selain itu, beliau juga merupakan seorang ulama yang khatismatik dan salah satu tokoh pembaharuan islam di Indonesia. Berkat perjuangan jasa-jasa KH. Ahmad Dahlan, Pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepadanya.
KH. Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868, Nama kecil KH. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwis. Ia merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara yang keseluruhan saudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya. Pendiri Muhammadiyah ini termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana Malik Ibrahim, salah seorang yang terkemuka di antara Walisongo, yaitu pelopor penyebaran agama Islam di Jawa.
Mendirikan Muhammadiyah
KH. Ahmad Dahlan mendirikan sebuah organisasi bernama Muhammadiyah pada 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330). Organisasi ini bergerak di bidang kemasyarakatan dan pendidikan. Melalui organisasi inilah beliau berusaha memajukan pendidikan dan membangun masyarakat Islam.
Maka KH. Ahmad Dahlan mendirikan sekolah-sekolah agama dengan memberikan pelajaran pengetahuan umum serta bahasa Belanda. Bahkan ada juga Sekolah Muhammadiyah seperti H.I.S. met de Qur’an. Sebaliknya, beliau pun memasukkan pelajaran agama pada sekolah-sekolah umum. Ia terus mengembangkan dan membangun sekolah-sekolah. Sehingga semasa hidupnya, beliau telah banyak mendirikan sekolah, masjid, langgar, rumah sakit, poliklinik, dan rumah yatim piatu.
Kegiatan dakwah pun tidak ketinggalan. Beliau semakin meningkatkan dakwah dengan ajaran pembaruannya. Di antara ajaran utamanya yang terkenal, beliau mengajarkan untuk mengharamkan semua ibadah kecuali yang ada perintahnya dari Nabi Muhammad SAW. Di samping itu, beliau juga memurnikan agama Islam dari percampuran ajaran agama Hindu, Budha, animisme, dinamisme, dan kejawen.
Akhir Hidup KH. Ahmad Dahlan
Pada usia 54 tahun, tepatnya pada tanggal 23 Februari 1923, Kiai Haji Ahmad Dahlan wafat di Yogyakarta. Beliau kemudian dimakamkan di kampung Karangkajen, Brontokusuman, wilayah bernama Mergangsan di Yogyakarta.
Pemerintah Indonesia mengukuhkan KH. Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Nasional lewat Surat Keppres No. 657 Tahun 1961 tanggal 27 Desember 1961.
Dasar-dasar penetapan Ahmad Dahlan sebagai Pahlawan Nasional adalah sebagai berikut:
1. KH Ahmad Dahlan telah mempelopori kebangkitan umat Islam untuk menyadari nasibnya sebagai bangsa terjajah.
2. Muhammadiyah telah banyak memberikan ajaran Islam yang murni kepada bangsanya.
3. Muhammadiyah telah mempelopori amal usaha sosial dan pendidikan yang amat diperlukan bagi kebangkitan dan kemajuan bangsa, dengan jiwa ajaran Islam.
4. Muhammadiyah bagian wanita (Aisyiyah) telah mempelopori kebangkitan wanita Indonesia untuk mengecap pendidikan dan berfungsi sosial, setingkat dengan kaum pria.
Melalui langkah teguh pendirian Muhammadiyah pada tahun 1912, KH. Ahmad Dahlan tidak hanya menghasilkan organisasi yang mengutamakan pendidikan dan kepedulian sosial, tetapi juga bergerak dalam membangun jaringan sekolah agama. Langkah ini menunjukkan kesamaan semangat dengan SDIT Al-Furqon, di mana pendirian sekolah juga menjadi wujud nyata dari komitmen mereka dalam membentuk pemuda-pemudi yang memiliki kokohnya akar nilai-nilai Islam.
Dalam esensinya, semangat dan nilai-nilai yang KH. Ahmad Dahlan sematkan memiliki jejak kesinambungan yang terasa dalam pendidikan di SDIT Al-Furqon. Keduanya melangkah seiring dalam cita mulia membentuk generasi yang tak hanya berpengetahuan luas, tetapi juga berjiwa integritas dan memahami hakekat agama Islam, sejalan dengan warisan yang telah ditinggalkan oleh bapak pendiri Muhammadiyah ini.
SDIT Al-Furqon
Sekolah Unggul, Berwawasan Global, Berkarakter Qurani